Dalam langkah yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pendidikan inklusif di Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Bertemakan “Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus Berdasarkan Ketunaan (Guru Pendamping Khusus) Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2024”. Acara yang berlangsung mulai tanggal 25 hingga 28 Maret 2024 ini menghadirkan sekitar 100 orang Guru Pendamping Khusus dari berbagai SMA Negeri di Jawa Timur.

Tempat yang dipilih untuk menjadi wadah pembelajaran dan pengembangan kompetensi adalah Hotel “MONTANA DUA” Kota Malang, yang terletak di Jl. Candi Panggung No. 2, Kota Malang. Di sini, para peserta dibekali dengan pengetahuan baru, strategi pengajaran yang inovatif, dan keterampilan praktis yang relevan dengan tugas mereka dalam mendampingi siswa dengan kebutuhan khusus.

Dr. Wiwik Dwi Hastuti, S.Pd, M.Pd, Ketua Departemen Pendidikan Luar Biasa, hadir sebagai salah satu narasumber utama dalam kegiatan tersebut. Dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas dalam bidang pendidikan inklusif, beliau berbagi wawasan dan strategi yang dapat membantu para guru pendamping khusus dalam memaksimalkan potensi siswa dengan berbagai ketunaan.

“Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa, tanpa terkecuali, mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas,” ungkap seorang perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. “Dengan meningkatkan kompetensi para guru pendamping khusus, kami yakin bahwa kami dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa.”

Selama empat hari penuh, para peserta diperkenalkan dengan berbagai metode pengajaran yang bersifat inklusif, teknologi pendukung pembelajaran, serta strategi pendekatan yang personal dan diferensial. Melalui sesi-sesi interaktif, diskusi kelompok, dan simulasi praktis, mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam menangani berbagai kebutuhan pendidikan khusus.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen pembelajaran, tetapi juga menjadi ajang untuk saling berbagi pengalaman dan memperkuat jaringan kerja antar guru pendamping khusus. Dengan semangat yang menyala-nyala, mereka kembali ke sekolah masing-masing dengan tekad baru untuk memberikan pendidikan yang lebih inklusif, menginspirasi setiap siswa untuk meraih potensi maksimal mereka.