Program asistensi mengajar Universitas Negeri Malang (UM) Tahun 2024 di SLB C Autis Negeri Kedungkandang dapat berlangsung dengan lancar. Program ini berlangsung selama 4 bulan, dari tanggal 19 Februari 2024 hingga 12 Juni 2024. Asistensi mengajar merupakan salah satu kegiatan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang ditempuh pada semester 6.

Program asistensi mengajar bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan dan karakter menjadi guru yang kompeten dan profesional. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dengan mempraktikkan ilmu yang didapat selama perkuliahan. Hal ini memungkinkan mereka tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Selama di sekolah, mahasiswa belajar mengenai kondisi internal dan eksternal sekolah, yang membentuk mereka menjadi calon tenaga pendidik dengan kompetensi yang memadai untuk terjun ke dunia pendidikan.

Ketercapaian SDGs 4, SDGs 13, dan SDGs 15

Program ini mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) 4, SDGs 13, dan SDGs 15. SDGs 4 berfokus pada pendidikan berkualitas, yang diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan akademik yang inovatif dan inklusif, memastikan setiap peserta didik mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. SDGs 13 dan SDGs 15 berfokus pada aksi iklim dan kehidupan di darat. Mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang berkegiatan di SLB C Autis Negeri Kedungkandang menginisiasi program menanam padi dan bunga di Batu Love Garden (BALOGA), sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Aspek Akademik

Pada aspek akademik, mahasiswa telah dibekali ilmu pengajaran selama di perkuliahan dan pelatihan. Kelemahan yang ditemui adalah minimnya pengalaman dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik di SLB, mengingat setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Hal ini menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk beradaptasi dan mengenali kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu, mahasiswa juga belajar mengenai teknik komunikasi yang efektif dengan guru dan peserta didik, baik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Aspek Nonakademik

Pada aspek nonakademik, mahasiswa memiliki pengalaman dalam berkegiatan yang melibatkan banyak pihak. Salah satu kegiatan nonakademik yang dilaksanakan adalah Jumat Ceria, aktivitas fisik dan permainan yang dimodifikasi untuk melatih kemampuan motorik peserta didik berkebutuhan khusus. Mahasiswa juga memiliki kemampuan dasar dalam teknologi informasi, seperti aplikasi desain, editing, dan pengoperasian software serta media sosial. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk membuat kreasi dan inovasi dalam pelaksanaan kegiatan akademik, seperti pendataan sarana dan prasarana, pembuatan poster, denah sekolah, dan pengelolaan media sosial.

Sebagai bagian dari program asistensi mengajar ini, mahasiswa juga terlibat dalam program menanam padi dan bunga di Batu Love Garden (BALOGA). Kegiatan ini tidak hanya mendukung pendidikan berkualitas (SDGs 4) tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya aksi iklim (SDGs 13) dan pelestarian kehidupan di darat (SDGs 15).

Melalui pelaksanaan berbagai kegiatan ini, mahasiswa diingatkan untuk memiliki berbagai macam keahlian. Menjadi seorang pendidik tidak cukup hanya memiliki kemampuan mengajar, tetapi juga keterampilan dan keahlian lainnya yang mendukung tercapainya pendidikan berkualitas dan pelestarian lingkungan.

Program asistensi mengajar ini tidak hanya membentuk mahasiswa menjadi calon guru yang kompeten dan profesional, tetapi juga mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam bidang pendidikan, aksi iklim, dan pelestarian lingkungan. Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.