Peserta didik didik dengan hambatan fisik motoric adalah individu yang memperoleh pendidikan di SLB dan pendidikan inklusi, individu tersebut memerlukan layanan pendidikan secara khusus dikarenakan memiliki hambatan dan keterbatasaan pada fungsi gerak dan motoric halus.  Hambatan tersebut disebabkan oleh virus polio dan  atau disfungsi pada syaraf otak kecil, sehingga  peserta didik dengan hambatan fisik motoric dikategroikan anak dengan hambatan polio dan anak dengan hambatan cerebral palsy.

Peserta didik dengan hambatan fisik motoric memerlukan asesmen di awal, tengah selama  proses pendidikan untuk menentukan  kebutuhan belkajar dan proses belkajar sesuai dengan kebutuhanya.

Kegiatan ini dikemas dalam kegiatan Pengabbdian masyaratat yang dilaksanakan oleh Wiwik dwi Hastuti, Marlina, Ranti Novuianti dan Dimas Arif Dewantoro dan beberapa kolega di bidang pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus. Luaraan kegiatan ini yaitu HKI, Buku panduan dan publish artikel di media masa dengan dana Desentralisasi Fakultas.

Asesmen peserta didik merupakan kegiatan penting untuk mengidentifikasi dan menganalis kemampuan  akademik, dan non akademik  peserta didik, hasilnya  digunakan oleh guru untuk menentukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan  kebutuhanya.

Asesmen pada anak dengan hambatana fisik motoric meliputi motoric kasar dan motoric halus sesuai dengan perkembangan usia. Asesmen motoric  kasar dengan indicator : dapat menggunakan kaki dan tangan secara bebas, mudah dan tepat, dapat melakukan aktivitas fisik serta tidak kesulitan dalam melakukannya.  Indikator asesmen motoric halus meliputi: 1) mampu menulis dengan baik dan ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rata, 2) dapat melakukaan gerakan olahraga sederhana dengan baik, 3) dapat menggunakan perkakas dan peralatan yang lebih sulit