Malang, 7 Agustus 2024 – Mahasiswa Departemen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan kegiatan edukatif yang inovatif dengan mengaplikasikan teknologi hidroponik di Sekolah Luar Biasa (SLB) BC Kepanjen. Kegiatan ini merupakan bagian dari penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian siswa dengan disabilitas.

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa membantu siswa SLB dalam merawat tanaman hidroponik, memantau pertumbuhannya, dan mengelola sistem tersebut dengan seksama. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan siswa dalam pembelajaran interaktif yang mendalam, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan praktis seperti perawatan tanaman, pemantauan kondisi lingkungan, dan manajemen waktu.

“Melalui kegiatan hidroponik, kami berharap siswa dapat belajar secara mandiri dan bekerja dalam tim, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa percaya diri mereka,” ujar Fara Varistin Maulidia, koordinator kegiatan dari Departemen PLB UM.

Meskipun menghadapi tantangan seperti aksesibilitas dan adaptasi sistem hidroponik untuk memfasilitasi partisipasi siswa dengan berbagai tingkat disabilitas, program ini mendapatkan respons positif dari siswa, staf sekolah, dan orang tua. Kesadaran akan manfaat hidroponik juga semakin meningkat di kalangan masyarakat sekitar.

Pengenalan teknologi hidroponik ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan, tetapi juga sebagai alat untuk memperluas pengetahuan dan potensi anak-anak dengan disabilitas. Melalui pendekatan inovatif ini, diharapkan semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta siap berkontribusi dalam masyarakat.

Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan upaya memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 13 tentang penanganan perubahan iklim, karena hidroponik merupakan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dengan meminimalkan penggunaan air dan lahan. Di sisi lain, program ini juga mendukung SDGs 15 tentang ekosistem darat, dengan mengajarkan pentingnya menjaga dan mengelola ekosistem melalui praktik pertanian yang berkelanjutan.

Pengalaman di SLB BC Kepanjen menunjukkan bahwa penerapan hidroponik dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan sosial, kognitif, dan emosional siswa. Dengan terus mengembangkan dan menyebarluaskan program ini, masa depan pendidikan inklusif di Indonesia diharapkan semakin cerah.